Sejenak kaku
Tatkala melihatkan dari kejauhan
Semarak api yang menjilat kepercayaan
Yang bisa memusnah tembok terbina
Kian cuba dicurah dengan limpahan kata kasih
Dari empangan penakung cinta sayang
Harapan agar segalanya kembali reda bersama ketenangan
Kembali subur mekar di denai perasaan
Namun sehingga kini masih muncul kata-kata pertanyaan
Yang seolah-olah enggan menerima kepulangan
Hanya kerana kekhilafan naluri seorang insan
dan kelekaan petah lisan seorang manusia lemah
Entah bila...
entah bila akan pulangnya
Secebis hembusan bayu yang akan meranapkan kecelakaan ini
agar bisa ia berubah kembali
pada landasan kasihnya
yang tetap berdiri, setia menanti...
No comments:
Post a Comment